“Gelar” Masih No. 1 Dibandingkan Skill Di Negara Kita Ini …

Sekedar info bagi rekan-rekan yang masih didalam lingkungan pendidikan, “saat ini” dari berbagai sumber baik teman, pengalaman pribadi dan bermacam artikel, di dunia kerja khususnya di negara kita ini, yang namanya gelar masih menjadi barometer dalam penentuan reward / penghasilan dan juga dalam hal karier .. artinya seseorang yang mempunyai gelar yang tinggi dia akan berpotensi untuk mendapat reward / penghasilkan dan karier yang lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki skill / keahlian tetapi jenjang pendidikannya belum/tidak mendapatkan “Gelar”. Tanpa diragukan lagi sebuah fenomena tidak dapat dipungkiri lagi karena hanya beberapa perusahaan yang bertokak belakang dari fenomena itu .. Jadi ada yang salahkan atau memang seperti itu adanya, apakah di negara-negara lainnya seperti itu ? .. itu sebuah pertanyaan .. khususnya bagi mereka-mereka yang berkecimpung dibidang teknik / ilmu pasti yang seperti di bidang telematika ini. Jadi bagi rekan-rekan yang masih duduk di bangku sekolah / kuliah .. ingat .. ” raih gelar selama kesempatan itu ada ” .. nah baru setelah itu .. barulah berbicara skill .. nanti skill yang akan menentukan “Siapa Anda Sebenarnya ..??” meski almamater nanti cukup dominan tapi kalo skill cukup bukan masalah lagi tapi kalo almamater besar skill kurang nanti yaa seperti kita menggendong jamu saja .. berat mikulnya, karena ini Indonesia loooh .. mudah-mudahan saja suatu saat akan berubah .. saya yakin itu .. “tapi kalo sudah terbukti banyak yang kacau / rusak” .. Alhasil nanti orang-orang ahli tugasnya “memperbaiki” .. jadi untuk menciptakan sesuatu yang baru .. butuh waktu yang cukup lama .. Intinya apa bila kita menetapkan untuk mencari nafkah dibidang IT ini, tetapkan dari sekarang atau mundur, karena dunia IT sangat cepat berubah .. bagi yang tidak mencari sesuatu yang baru .. wah bakalan ketinggalan kereta dan tergilas ..

Salam .. myDeden.Kom

19 tanggapan untuk ““Gelar” Masih No. 1 Dibandingkan Skill Di Negara Kita Ini …

  1. Salam kenal.
    Saya setuju, gelar yang lebih dihargai dari kemampuan, apalagi kalau gelarnya made in luar negeri.
    Saya sering lihat Bachelor of Science atau Bachelor of Engineering yang baru lulus sangat laku sebagai konsultan. Padahal kemampuan kerja sebenarnya minim.

  2. Yah seperti itulah realita yang ada di negeri yang kita sekarang diami. Mau mengembangkan diri harus menyertakan dulu gelarnya. Padahal belum tentu dengan gelar tersebut orang itu bisa menunjukkan keahliannya. Kadang hati ini suka trenyuh melihat teman yang ‘pernah’ kuliah tp putus di tengah jalan karena berbagai faktor,punya skill bagus, tp begitu melamar kerja, selalu ditolak. Alasannya, tidak ada sertifikasi yang mendukung skillnya. Jd tidak bisa dipertanggung jawabkan…. Sedih..

  3. ini berbagi wawasan saja, kebetulan saya saat ini di Italia, tempat dimana teknologi mesin sudah lebih dulu maju. Pasti tau kan Ferrari, Dukato, Iveco, Baretta selain mode macam Prada, Ferragamo, Gucci, dll.

    Di Italia sendiri, dari dulu sampai sekarang point akademis sangatlah berpengaruh di lapangan kerja. Setelah itu barulah disaring keahliannya. yang gak ahli ya monggo jaga gudang bae.

    Orang-orang hebat yang tanpa pendidikan akademis tentunya muncul dengan prosentase kecilllllll sekali di dunia ini.

    contohnya, orang macam Bill Gate bisa ditemukan 1 dari 200 juta orang…. jadi masih relevan lah point akademis tetap jadi saringan pertama.

    dan semakin kedepan, pendidikan semakin mempengaruhi kekuatan orang dalam bertarung di dunia nyata.

  4. Klo memang punya skill tapi ndak ada ‘gelar’ rasanya lebih tepat bikin lapangan kerja sendiri, bisa dimulai dari yang kcil2, jasa ketik-mengetik dokumen, bikin web kcil2an, instalasi /maintenance komputer & LAN, buka rental kompi, buka warnet dan seterusnya, kita selalu bisa memulai dari hal terkecil, imho 😉

  5. bisa dikatakan gelar memang dibutuhkan dimana2, terutama sebuah perusahaan baik swasta atau bumn.., apalagi untuk masuk jadi pns…, lebih mementingkan seorang yang mempunyai gelar atau nilai ip yg tinggi namun tak mementingkan skill individu yg baik…,.hari gini kalau nggak d3 (doa, dekeng, duit ) sulit tuk jadi pegawai negeri…,
    good luck pak deden…,

  6. @#arif ww
    Dituliskan 23 Agustus, 2007 pada 9:04 pm | Tautan Permanen

    Salam kenal,
    Saya juga mengalamai hal seperti itu mentok gara-gara saya lulusan SMK TI dan masih kuliah.Kapan ya bisa berubah???

    —-
    Memang itu kenyataannya di Indo kang 🙂 kalo hanya sekedar STM yaaa pas ditanya cukup dengan senyuman saja. Ngalamin juga koq :d

  7. salam kang Deden
    aku jadi senyum2 sendiri saat membaca cerita diatas dan komentar teman2 sekalian ternyata bukan diriku saja yang bernasib begitu ….

    maju terus kang deden

  8. Betul itu,.Memang gelar masih memegang posisi prestisius dikalangan masyarakat, dimana seseorang yg memiliki anak bergelar sarjana, tentu akan sangat bangga dan disegani di lingkungan rumahnya,.itu kenyataan yg terjadi di negara kita,mau tidak mau kita turut terseret kedalamnya,namun jangan lupakan skill juga,karena skill merupakan modal kita untuk hidup sedang gelar merupakan legalisasi skill kita tsb,.untuk itu raih keduanya secara sinergi,.pasti kita bisa bersaing dan memiliki daya jual yg tinggi..

  9. ya saya setuju itu, banyak juga kepala sekolah yang gelarnya tinggi tp skilnya ga ada jd kesalahan banyak pada guru, jadi guru sekarang harus sinkron antara gelar dan skil

  10. Hem…ham…hem…he..he..he…
    Kerapkali memang bahwasanya gelar menjadi salah satu patokan sertifikasi…waks…tp ya mbo di imbangi dengan skillnya yah…ehem…tp aneh yah dari beberapa rekan2 kuliahku dulu sekelas yg berjumlah 40 orang…weleh…weleh…bin kocar-kacir bin morat-marit yg sesuai dengan titel IT nya cuman 10 %. sedikit aneh dan membingungkan…lah wong iki salah bapak yg kebanyakan ngedumeh apa ibu yg nyeleneh yah kang…but its ok : cuman guyon kang…
    Bravoo IT indonesia… I Love U IT Indonesian Comunity…cahyooo…share it skill…i miss u kang deden.

  11. ibarat buku jangan lihat judulnya(gelarnya)tapi baca isinya(bagikan ilmunya),or ternyata kemampuannya(otaknya) lebih hebat dari tampilannya (status sosialnya)

  12. Kalo mau, seperti mhs di sumbar, blm lulus d3 it, mbobol rek BNI dipindah 25 rupiah/no rek ke satu rek mand. Ketangkap polisi, eh malah diminta BI untuk kerja di sistem IT nya….

Tinggalkan komentar